Pengertian Pendapatan Nasional
Kerangka Analisis Ekonomi Makro
Aspek utama kerangka analisa ekonomi makro antara lain “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro, “di mana” kegiatan ekonomi makro dilakukan, serta aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya. Analisa ekonomi makro akan memperlihatkan kepada kita kegiatan ekonomi nasional secara lebih menyeluruh, dimana kita dapat melihat pasar-pasar barang atau jasa lainnya sebagai satu pasar besar.
Ekonomi makro tidak hanya mempelajari satu pasar saja. Namun, perekonomian nasional akan kita lihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari empat pasar besar yang saling berhubungan antara satu sama lainnya, yaitu:
a. Pasar Barang
b. Pasar Uang
c. Pasar Tenaga Kerja
d. Pasar Luar Negeri
Pengertian pasar dalam teori ekonomi mikro dapat digambarkan sebagai pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan (total dari masyarakat) barang-barang dan jasa-jasa akan bertemu dengan seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan (ditawarkan) oleh seluruh produsen di pasar barang (masyarakat) dalam suatu periode. Sedangkan permintaan masyarakat terhadap uang akan bertemu dengan jumlah uang yang beredar di pasar uang.
Permintaan total terhadap tenaga kerja dari sektor dunia usaha dan pemerintah bertemu dengan jumlah angkatan kerja yang tersedia pada waktu tersebut di pasar tenaga kerja. Di pasar luar negeri, permintaan dunia terhadap hasil ekspor kita bertemu dengan penawaran dari hasil-hasil tersebut yang bisa disediakan oleh eksportir-eksportir kita; dan pada sisi lain, permintaan negara kita akan barang-barang impor bertemu dengan penawaran barang-barang tersebut oleh pihak luar negeri.
Pengertian pasar dalam teori ekonomi mikro tidak terlepas dari dua aspek yaitu harga dan kuantitas. Hal ini juga berlaku dalam masing-masing pasar “makro” yang akan kita pelajari. Kita akan selalu menjumpai dua aspek utama pasar, yaitu apa yang terjadi dengan harga (P) dan kuantitas yang di-transaksi-kan (Q). Pemahaman terhadap dua aspek tersebut akan membantu mengetahui tinggi rendahnya tingkat inflasi dan naik turunnya GDP.
A. Alur Perputaran Ekonomi
1. Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Sektor rumah tangga merupakan pemilik faktor produksi yang nantinya diperlukan oleh sektor perusahaan. Berikut merupakan diagram alur perputaran ekonomi dua sektor.
Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Dua Sektor
Bagian Atas menunjukkan aliran faktor produksi yang berasal dari rumah tangga digunakan perusahaan dalam kegiatan produksi dengan memberikan imbalan yang menjadi pendapatan bagi rumah tangga. Bagian bawah menunjukkan aliran barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang akan dikonsumsi rumah tangga. Untuk itu, rumah tangga akan membayar perusahaan atas barang dan jasa yang dikonsumsi tersebut. Namun jika rumah tangga membelanjakan semua pendapatannya maka perekonomian akan seimbang karena antara pengeluaran dan pendapatan sama. Jika sektor rumah tangga memutuskan untuk menabung sebagian pendapatannya, maka keseimbangan akan terjadi jika lembaga keuangan menyalurkan tabungan ke perusahaan dalam bentuk investasi.
2. Perekonomian Tiga Sektor
Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian makro yang hanya melibatkan tiga sektor ekonomi (pendekatan pengeluaran) yaitu sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Pengeluaran sektor rumah tangga disebut pengeluaran konsumsi, sektor perusahaan disebut pengeluaran investasi, dan sektor pemerintah disebut pengeluaran pemerintah.
Diagram Aliran Melingkar Perekonomian Tiga Sektor
Pada perekonomian tiga sektor, rumah tangga tidak hanya menggunakan pendapatan untuk konsumsi dan menabung tetapi juga membayar pajak kepada pemerintah. Keseimbangan perekonomian akan terjadi jika investasi ditambah pengeluaran pemerintah sama besarnya dengan tabungan ditambah dengan pajak.
3. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan salah satu konsep dan variabep penting dalam Ilmu Ekonomi Makro. Istilah lain yang sering diartikan mempunyai pengertian yang yang sama dengan pendapatan nasional adalah Gross Domestic Bruto (GDP). GDP sendiri adalah salah satu konsep dalam perhitungan pendapatan nasional.
GDP merupakan nilai seluruh output atau produk dalam perekonomia suatu Negara. GDP juga merupakan nilai uang berdasar harga pasar dari semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan selama suatu periode biasanya satu tahun. Perhitungan atau pengukuran kegiatan ekonomi dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain: (1) kita dapat mengukur tingkat produksi suatu perekonomian pada suatu saat tertentu dan menganalisis faktor-faktor penyebabnya, (2) kita dapat mengetahui arah pertumbuhan ekonomi suatu Negara dengan membandingkan pendapatan nasional sepanjang periode waktu tertentu, (3) pendapatan nasional merupakan dasar bagi perumusan kebijakan makro pemerintah.
4. Teknik Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional sebagai salah satu indikator penting untuk melihat prestasi suatu perekonomian dapat dihitung dengan 3 (tiga) metode perhitungan pendapatan nasional. Tiga macam metode perhitungan pendapatan nasional :
1. Pendekatan produksi (production approach)
2. Pendekatan pendapatan (income approach)
3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)
1) Pendekatan Produksi (Production Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara perhitungan dan jumlah nilai (nilai = harga dikalikan dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan) oleh masyarakat untuk suatu perekonomian atau negara pada periode tertentu. Metode ini mempunyai kelemahan berupa double counting (perhitungan benda) perhitungan benda ini terjadi jika beberapa output dari suatu jenis usaha ditentukan input usaha lain.
Solusi untuk menghindari menghindari double counting adalah dengan dua cara, yaitu : (1) perhitungan metode produksi hanya menghitung nilai akhir saja (final goods), atau (2) menghitung jumlah nilai tambah suatu produk (value added). Nilai akhir suatu barang merupakan nilai barang yang siap dikonsumsi oleh konsumen akhir. Nilai tambah suatu produk adalah selisih antara nilai suatu barang dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut, termasuk nilai bahan baku yang digunakan. Contoh perhitungan metode produksi dapat dilihat di Tabel
Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi
| Hasil | Nilai akhir | Nilai Tambah |
Produsen I | Kapas | 225 | 225 |
Produsen II | Benang | 460 | 235 |
Produsen III | Kain | 840 | 380 |
Produsen IV | Pakaian jadi | 1.300 | 460 |
| Jumlah Nilai Tambah | 1.300 |
Sumber: Angka Hipotesis
2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi (faktor produksi) dan aktivitas ekonominya dalam suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. Pendapatan yang diterima oleh pelaku ekonomi antara lain :
a. Sewa
b. Upah
c. Bunga
d. Keuntungan (kewirausahaan)
Contoh perhitungan pendapatan nasional metode pendapatan (Income Approach) dapat dilihat dalam Tabel
Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendapatan
Penghasilan dari | Nilai |
Kompensasi kepada pegawai | 2.600 |
Bunga | 1.000 |
Sewa | 230 |
Laba perusahaan | 210 |
Pendapatan dari kekayaan | 66 |
| Rp4.106 |
Sumber: Angka Hipotesis
3) Pendekatan pengeluaran
Metode ini dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan semua pelaku ekonomi (sektoral). Pengeluaran pelaku ekonomi atau sektor-sektor meliputi:
1. Sektor rumah tangga
2. Perusahaan
3. Pemerintahan
4. Luar negeri
Angka yang diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini menunjukkan produk nasional bruto. Tabel menunjukkan contoh metode pengeluaran.
Tabel Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran
Jenis Pengeluaran | Nilai |
Pengeluaran konsumsi | 3500 |
Investasi | 1250 |
Pengeluaran pemerintah | 1000 |
Ekspor netto (X-M) | 50 |
Pendapatan Nasional | 5800 |
Sumber: Angka Hipotesis
5. Pertumbuhan Ekonomi
Analisis ekonomi makro memaknai istilah pertumbuhan ekonomi dalam dua sisi yang berbeda. Istilah pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk menggambarkan bahwa sesuatu perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi. Makna lain istilah pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk menggambarkan tentang masalah ekonomi yang dihadapi dalam jangka panjang.
Masalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang dihadapi suatu negara dapat dibedakan menjadi 3 aspek. Aspek pertama dari masalah pertumbuhan itu bersumber dari perbedaan di antara tingkat pertumbuhan potensial yang dapat dicapai, dan tingkat pertumbuhan yang seharusnya tercapai. Aspek kedua mengenai masalah pertumbuhan ekonomi adalah meningkatkan potensi pertumbuhan itu sendiri. Adakalanya pertambahan potensial dari kemampuan menghasilkan pendapatan nasionak adalah tidak mencukupi untuk masalah ekonomi yang dihadapi. Aspek yang ketiga mengenai masalah pertumbuhan ekonomi adalah mengenai keteguhan pertumbuhan ekonomi yang berlaku dari satu tahun ke tahun lainnya.
Teori pertumbuhan ekonomi telah mengalami perkembangan dari pandangan klasik, neoklasik, serta modern. Teori pertumbuhan ekonomi menurut klasik sendiri merupakan sumbangan pemikiran dari beberapa pemikir ekonomi, antara lain, Adam Smith, Schumpeter, dan Harrod-Domar.
Adam Smith melalui bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,” mengemukakan beberapa pandangan mengenai beberapa faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Pandangan-pandangannya yang utama adalah (1) peranan sistem bebas, (2) perluasan pasar, dan (3) spesialisasi dan kemajuan teknologi. Smith berpendapat bahwa sistem mekanisme pasar (peranan system pasar bebas) akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh . Oleh sebab itu Smith merasa pemerintah tidak perlu melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa
Adam smith juga mengemukakan pentingnya perluasan pasar. Perusahaan-perusaahan melakukan kegiatan memproduksi dengan tujuan untuk menjualnya kepada masyarakat dan mencari untung. Oleh karena itu, semakin luas pasar barang dan jasa, makan semakin tinggi tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomi. Selain itu, Smith menekankan pasar luar negeri dalam mengembangkan kegiatan di dalam negeri. Pandangan selanjutnya dari Smith adalah perluasan pasar dan perluasan kegiatan ekonomi yang digalakan akan memungkinkan dilakukannya spesialisasi dalam kegiatan ekonomi. Selanjutnya, spesialisasi dan perluasan kegiatan ekonomi akan memacu perkembangan teknolologi sehingga produktivitas meningkat.
6. Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat sebut inflasi, kecuali jika kenaikan harga barang tersebut mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan kenaikan yang terus menerus perlu diperhatikan. Kenaikan harga-harga yang terjadi secara musiman, seperti menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak dapat disebut sebagai inflasi.
Penggolongan Inflasi
Inflasi dapat digolongkan menjadi beberapa macam sesuai dengan kriteria dan tujuan yang kita inginkan. Pengolongan dapat dilakukan berdasarkan kriteria tingkat keparahan inflasi, penyebab terjadinya inflasi, atau asal sumber inflasi.
Penggolongan berdasarkan tingkat keparahan dapat bedakan menjadi:
1. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
3. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)
4. Hiperinflasi (di atas 100% setahun)
Penentuan tingkat keparahan inflasi sangat relatif (subyektif) karena tergantung pada selera pihak yang membaginya.
Penggolongan yang kedua adalah berdasar penyebab awal dari inflasi. Berdasar kriteria penyebab inflasi kita dapat membedakan dua macam inflasi:
1. Demand inflation. Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.
2. Cost inflation. Inflasi ini timbul karena kenaikkan ongkos produksi.
Dampak kedua macam inflasi tersebut, dari segi kenaikan harga output, tidak berbeda, tetapi dari segi volume output (GDP riil) ada perbedaan. Dalam kasus demand inflation, biasanya ada kecenderungan untuk output (GDP riil) meningkat bersama-sama dengan kenaikan harga umum. Sebaliknya, dalam kasus cost inflation, biasanya kenaikan harga-harga dibarengi dengan penurunan omzet penjualan barang (“kelesuan usaha”).
Perbedaan yang lain dari kedua proses inflasi ini terletak pada urutan dari kenaikan harga. Dalam demand inflation kenaikan harga barang akhir (output) mendahului kenaikan barang-barang input dan harga-harga faktor produksi (upah dan sebagainya). Sebaliknya, dalam cost inflation kita melihat kenaikan harga barang-barang akhir (output) mengikuti kenaikan harga barang-barang input/faktor produksi.
Penggolongan inflasi yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi. Di sini kita bedakan:
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation).
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru, panen yang gagal, dan sebagainya. Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) di luar negeri atau di negara-negara mitra berdagang negara kita.
0 komentar:
Posting Komentar