Pengertian CRM (Customer Relationship Management) Menurut Ahli

Pengertian CRM (Customer Relationship Management)
CRM diartikan sebagai satu kesatuan penjualan, pemasaran dan strategi pelayanan yang mencegah terjadinya aktivitas pekerjaan yang tidak terkoordinasi antar bagian dengan baik dan itu tergantung pada aksi-aksi perusahaan yang terkoordinasi (Kalakota, 2001). 

CRM berkonsentrasi pada apa yang dinilai oleh pelanggan, bukan pada apa yang perusahaan ingin jual. Pelanggan tidak menginginkan diperlakukan secara sama. Akan tetapi mereka ingin diperlakukan secara individual. Namun, pada dasarnya CRM merupakan suatu cara untuk menganalisa perilaku pelanggan yang dimiliki perusahaan, dimana melalui hasil analisa tersebut, perusahaan dapat menentukan cara bagaimana agar dapat melayani para pelanggannya secara lebih personal, sehingga menimbulkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Sasaran utama CRM bukan terletak pada kepuasan pelanggan, tetapi lebih mengarah pada loyalitas pelanggan. Maksudnya adalah agar pelanggan tidak hanya puas saat memakai produk perusahaan, melainkan meningkatkan loyalitas pelanggan pada perusahaan. (Strene, 2000). 

Sasaran dari kerangka kerja bisnis CRM adalah menggunakan hubungan yang ada untuk meningkatkan penghasilan, menggunakan informasi yang terintegrasi untuk pelayanan yang baik, memperkenalkan konsisten, proses dan prosedur chanel yang replicable. (Kalakota, 2001)

Keuntungan Penggunaan CRM 
Keuntungan dari penggunaan CRM adalah servis yang lebih cepat, mengurangi harga, memperbesar keuntungan, mempunyai rasa memiliki, meningkatkan koordinasi tim, tingkat kepuasan pelanggan menjadi lebih tinggi, meningkatkan loyalitas pelanggan. (Widjaja, 2000)

Manfaat dan Tantangan CRM
Potensi manfaat bisnis dari manajemen hubungan pelanggan sangat banyak. Contohnya, CRM memungkinkan sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi serta berfokus pada para pelanggan terbaik mereka, yaitu mereka yang paling menguntungkan bagi perusahaan, agar mereka dapat dipertahankan sebagi pelanggan seumur hidup untuk layanan yang lebih besar dan menguntungkan. Manajemen hubungan pelanggan memungkinkan penyesuaian dan personalisasi real-time atas berbagai produk dan jasa berdasarkan pada keinginan, kebutuhan, kebiasaan membeli serta siklus hidup para pelanggan. CRM juga dapat menelusuri saat ketika pelanggan menghubungi perusahaan, darimana pun titik hubungannya. Sistem CRM juga memungkinkan perusahaan untuk memberi pengalaman yang konsisten dan layanan serta dukungan superior bagi pelanggan, di semua titik kontak yang dipilih oleh pelanggan. Semua manfaat ini akan memberi nilai bisnis strategis bari perusahaan dan nilai pelanggan yang besar bagi para pelanggannya. (O’Brien, 2005)

Tiga Fase CRM 
Tiga fase yang dilakukan dalam CRM adalah mengakuisisi pelanggan baru (acquire). Pelanggan baru didapatkan dengan memberikan kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik. Meningkatkan keuntungan dari pelanggan yang sudah ada (enhance). Perusahaan berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya. Mempertahankan pelanggan yang menguntungkan (retain). Dengan menawarkan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan spesifik bukan yang dibutuhkan oleh pelanggan pasar, karena nilai jasa bagi pelanggan adalah nilai proaktif yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Fokus perusahaan saat ini adalah bagaimana mempertahankan pelanggan yang sudah ada pasti memberikan keuntungan bagi perusahaan dari pada bagaimana mendapatkan pelanggan baru yang belum tentu menguntungkan dan loyal terhadap perusahaan. (Kalakota, 2001)

Klasifikasi CRM
Aplikasi yang menerapkan CRM diklasifikasikan menjadi dua (Dyche, 2002), yaitu:

CRM Operasional 
CRM Operasional dikenal sebagai “front office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam interaksi dengan pelanggan. CRM Operasional mencakup proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi pemasaran, penjualan, dan pelayanan. 

Salah satu penerapan CRM yang termasuk dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web. Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan. Beberapa contoh pelayanan yang diberikan melalui web, diantaranya:
1) Menyediakan pencarian produk. Pelanggan sering kali mengalami kesulitan dalam mencari produk yang mereka inginkan, karena itu diperlukan fasilitas search
2) Menyediakan produk atau pelayanan gratis, sesuatu yang dapat menarik pelanggan untuk mengunjungi web adalah tersedianya produk atau pelayanan gratis
3) Menyediakan pelayanan atau informasi tentang penggunaan produk
4) Menyediakan pemesanan on line
5) Menyediakan fasilitas informasi status pemesanan 

CRM Analitik 
CRM Analitik dikenal sebagai “back office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan. CRM Analitik berperan dalam melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM Analitik adalah data yang berasal dari CRM Operasional.

Fokus Bisnis pada CRM
Mengelola berbagai hubungan pelanggan melibatkan dua tujuan yang saling berkaitan : pertama, memberi organisasi dan semua karyawannya yang berhadapan dengan pelanggan, satu pelanggan lengkap tentang setiap pelanggan di setiap hal dan di lintas semua saluran; dan, kedua, memberi pelanggan satu pandangan lengkap tentang perusahaan dan saluran-salurannya yang luas. CRM menggunakan teknologi informasi untuk membuat sistem lintas fungsi perusahaaan yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses layanan pada pelanggan dalam penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan yang berinteraksi dengan pelanggan perusahaan. Sistem CRM juga menciptakan kerangka kerja TI software serta database yang dijalankan melalui Web, yang mengintegrasikan proses-proses ini dengan operasi bisnis perusahaan lainnya, dan mendukung kerja sama antara perusahaan dengan para pelanggan, serta mitranya.(O’Brien, 2005).

Pemasaran dan Pemenuhan Pesanan pada CRM
Sistem CRM membantu para praktisi pemasaran menyelesaikan kampanye pemasaran langsung dengan mengotomatisasi tugas-tugas seperti pengkualifikasian pemasaran pada sasaran, dan penjadwalan serta penelusuran pengiriman surat pemasaran langsung. Kemudian, software CRM akan membantu para praktisi pemasaran untuk menangkap dan mengelola data respons pelanggn dan calon pelanggan di database CRM, serta menganalisis nilai pelanggan dan nilai bisnis dari kampanye pemasaran langsung perusahaan. CRM juga membantu dalam pemenuhan respons calon pelanggan serta pelanggan dengan secara tepat menjadwalkan kontak penjualan serta memberi informasi yang tepat atas produk dan jasa bagi mereka, sementara sambil menangkap informasi yang relevan untuk disimpan ke dalam database CRM. (O’Brien, 2005)

Layanan dan Dukungan untuk Pelanggan
Sistem CRM memberi para staf penjualan alat software dan akses real-time ke database umum pelanggan yang dapat dibagi bersama dengan para praktisi penjualan dan pemasaran. CRM membantu para manajer layanan pelanggan membuat, menetapkan, dan mengelola berbagai permintaan atas layanan dari pelanggan. Software call center mengirimkan semua panggilan ke para staf dukungan untuk pelanggan berdasarkan pada keahlian serta otoritas mereka untuk menangani permintaan layanan tertentu. Software help desk membantu para staf layanan untuk pelanggan membantu para pelanggan yang memiliki masalah dengan suatu produk atau jasa, dengan memberi data layanan dan saran yang relevan untuk mengatasi masalah tersebut. Layanan mandiri berbasis web memungkinkan para pelanggan mengakses dengan mudah informasi pendukung pribadi di situs Web perusahaan, dengan tetap memberi mereka pilihan untuk menerima bantuan lebih jauh secara online atau melalui telepon dari personel layanan pelanggan.(O’ Brien, 2005)

Aktivitas Utama dari Konsep CRM
Aktivitas CRM pada dasarnya betujuan agar perusahaan Unilever dapat mengenali pelanggan secara lebih detail dan melayani mereka sesuai kebutuhannya. Secara umum, beberapa aktifitas utama dari konsep CRM adalah sebagai berikut:

1. Membangun database pelanggan yang kuat
Database pelanggan yang kuat merupakan kunci utama pelaksanaan CRM. Ada banyak alasan mengapa perusahaan perlu membangun database pelanggan yang kuat. Pertama, database pelaggan adalah salah satu aset utama perusahaan, yang juga dapat dihitung performanya sebagaimana performa finansial yang lain. Kedua, database pelanggan dapat dijadikan ukuran tentang nilai perusahaan sekarang dan kemungkinan performanya di masa mendatang.

Untuk perusahaan yang menangani pelanggan corporate mungkin akan lebih mudah karena jumlah pelaggannya terbatas. Tetapi bagi perusahaan yang menangani pelanggan retail tentu saja dibutuhkan sistem dan prosedur pengumpulan database yang lebih kompleks.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan database pelanggan. Misalnya melalui pengambilan kartu garansi yang datanya harus diisi dengan lengkap oleh pelanggan, melalui form aplikasi untuk pengajuan kredit ataupun permintaan suatu layanan dan yang paling populer tentu saja adalah dengan menerbitkan katu keanggotaan.

Beberapa perusahaan retail besar di Indonesia menerbitkan kartu keanggotaan untuk kepentingan pemasaran mereka seperti Matahari menerbitkan Matahari Club Card, Makro menerbitkan kartu anggota Makro, Carrefour menerbitkan kartu belanja yang sekaligus berfungsi sebagai kartu kredit dan bekerja sama dengan GE Finance.

Contoh lainnya adalah Telkomsel yang mengeluarkan layanan SimpatiZone untuk pelanggan pra bayarnya. Ini dilakukan karena yang terdaftar di Telkomsel tentu saja adalah pelanggan pasca bayar, sementara pelanggan pra bayar tidak terdaftar profilnya.

Salah satu faktor penting agar pelanggan memberikan data-datanya kepada perusahaan adalah dengan memberikan penawaran benefit untuk pelanggan. Kebanyakan ritel memberikan reward point dan juga diskon jika mereka manjadi anggota contohnya Telkomsel memberikan keuntungan kepada pelanggan Simpati jika kartu mereka hilang dan pelanggan masih dapat memakai nomor yang sama dengan hanya membayar 50% dari harga perdana.

2. Membuat profil dari setiap pelanggan 
Langkah selanjutnya adalah membuat profil dari masing-masing pelanggan. Ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari proses segmentasi konsumen yang sudah dilakukan perusahaan.

Profil pelanggan menyangkut segala aktifitas yang dilakukan oleh pelanggan mengenai penggunaan produk ataupun layanan perusahaan. Profil pelanggan akan memberikan gambaran tentang kebutuhan, keinginan, dan juga concern mereka tentang produk atau layanan perusahaan.

Ada 2 hal yang dapat menjadi parameter perusahaan dalam menentukan profiling pelanggan adalah usage dan uses. Usage menyangkut seberapa banyak mereka menggunakan produk atau layanan perusahaan, kapan menggunakannya dan produk atau layanan apa saja yang digunakan. Sedangkan uses menyangkut bagaimana pelanggan memakai produk atau jasa perusahaan.

Digabungkan dengan data-data demografis, psikografis dan berbagai data pendukung lain, profilling semacam ini akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kebutuhan dan keinginan pelanggan. Profil inilah yang kemudian dapat dipakai oleh perusahaan untuk menentukan aktifitas marketing seperti apa yang cocok diaplikasikan kepada pelanggan

3. Analisis profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan
Dalam analisis profitabilitas ada 2 hal yang dinilai dari masing-masing pelanggan. Pertama adalah penerimaan ( revenue ) yang dihasilkan dari masing-masing pelanggan dan kedua adalah biaya ( cost ) yang harus dikeluarkan untuk melayani masing-masing pelanggan.

Aspek revenue dilihat dari beberapa hal :
(1) Dari penggunaan produk atau layanan perusahaan yang mereka konsumsi sekarang.
(2) Menghitung seberapa banyak kemungkinan penggunaan produk atau layanan tersebut padan tahun-tahun mendatang
(3) Kemungkinan penggunaan produk atau layanan lain yang disediakan oleh perusahaan

Sedangkan dari aspek biaya, yang perlu dihitung adalah mulai dari biaya akuisisi ( acquisition cost ) hingga biaya untuk mempertahankan mereka ( retention cos ). Satu lagi biaya yang perlu diperhitungkan adalah opportunity cost, biaya dari kesempatan yang hilang karena melayani pelanggan tersebut.

Dengan menghitung dan membandingkan antara aspek penerimaan dan biaya yang harus dikeluarkan, perusahaan dapat mulai memilih pelanggan mana yang memberikan keuntungan yang lebih banyak dan mana yang tidak terlalu memberikan keuntungan yang besar. Pemilihan ini menjadi alat yang penting agar perusahaan dapat memberikan layanan yang sesuai dengan tingkat profitabilitas dari setiap pelanggan.

4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih targeted dan customized
Dengan profil yang lebih jelas, perusahaan akan lebih mudah untuk melihat kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap pelanggan. Informasi ini tentu saja akan memudahkan perusahaan untuk memberikan penawaran tentang produk dan layanan yang disesuaikan kebutuhan mereka.

Dengan tingkat kebutuhan yang dipetakan, perusahaan juga dapat memberikan komunikasi pemasaran terpadu yang lebih personal dan customized. Pelanggan akan merasa lebih diperlukan secara individual dan tentu saja akan memberikan pengalaman yang lebih menarik dan mendukung proses kepuasan pelanggan. Dan tentu saja untuk jangka panjang adalah bagaimana hal tersebut dapat menciptakan loyalitas pelanggan untuk terus memakai produk atau layanan perusahaan.

Selain aktifitas komunikasi yang lebih targeted, perusahaan juga dapat memberikan penawaran produk ataupun layanan yang secara khusus didesain berbeda untuk setiap pelanggan. Dengan demikian karena perusahaan sudah dapat mengenali kebutuhan pelanggan tentunya akan lebih mudah bagi mereka untuk melakukan respond dan transaksi.

Berhubungan dengan hal di atas, perusahaan dapat mendesain program loyalitas ( loyality program ) yang sesuai dengan pelanggannya. Program loyalitas ini akan sangat membantu perusahaan di dalam mempertahankan pelanggan, meningkatkan kepuasan dan menjaga agar pelanggan tidak tergiur oleh berbagai tawaran yang diberikan oleh kompetitor lain.

Program customer retention inilah yang menjadi salah inti utamadari aktifitas Customer Relationship Management ( CRM ). Paradigma dan cara berpikir perusahaan tidak lagi didominasi pada bagaimana mendapatkan pelanggan baru, tetapi lebih ke bagaimana mempertahankan pelanggan lama. Karena menurut survey, biaya untuk mempertahankan pelanggan lama jauh lebih murah dari biaya untuk mendapatkan pelanggan baru

Apalagi pelanggan lama memiliki potensi yang besar bukan hanya dalam pengunaan produk atau layanan perusahaanyang mereka pakai sekarang, tetapi juga produk dan layanan perusahaan yang lain. Asal pelanggan puas, perusahaan punya potensi untuk melakukan penjualan produk atau layanan yang berbeda melalui cross selling ataupun up selling.

Peran software aplikasi CRM
Software/aplikasi CRM ini sudah banyak beredar di pasaran, kebanyakan dibuat oleh perusahaan Amerika dan Eropa yang lebih dulu mengimplemtasikan aplikasi CRM pada perusahaan mereka.

Aplikasi CRM berguna bagi perusahaan dalam banyak hal. 
Pertama, proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin dipakai perusahaan dalam membangun database pelanggan. Dapat dibayangkan betapa sulitnya mengumpulkan data-data pelanggan, mencatat berapa kali mereka menghubungi perusahaan dalam satu bulan, berapa kali menggunakan produk atau layanan perusahaan dan berbagai data lain jika dilakukan secara manual.

Kedua, aplikasi CRM memberikan laporan-laporan dari data yang dikumpulkan sehingga dapat menjadi informasi yang berguna bagi manajemen untuk proses pengambilan keputusan. Aplikasi CRM akan menjadi Decision Support System(DSS) dimana pihak manajemen tidak lagi direpotkan lagi pada urusan teknis dalam membuat laporan dan menyusun informasi yang dibutuhkan.

Namun demikian, inisiatif CRM pada perusahaan tidaklah semata hanya berhenti pada implementasi aplikasi CRM. Aplikasi CRM hanyalah sekedar teknologi yang menjadi alat ( tool ) bagi perusahaan. Untuk menamin implementasi CRM yang sukses, banyak faktor yang harus dibenahi terlebih dahulu oleh perusahaan.

Ada empat kemampuan utama dalam strategis CRM yaitu :
Technology ( teknologi ) 
Teknologi yang mendukung CRM
People ( Manusia ) 
Kemampuan manusia serta sifatnya dalam mengelola CRM
Process ( Proses ) 
Proses perusahaan yang digunakan untuk mengakses dan berinteraksi dengan pelanggan untuk mengetahui kebutuhan serta memenuhi kepuasan pelanggan
Kowledge and Insight ( Pengetahuan dan Wawasan ) 
Memberikan masukan pada perusahaan dalam memberikan nilai pada data pelanggan sehingga mereka membutuhkan pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan hubungannya dengan pelanggan

Aspek orang meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang bagaimana melayani konsumen. Visi implementasi CRM harus jelas terlebih dahulu dan dipahami secara benar oleh semua karyawan dalam perusahaan. Selanjutnya adalah aspek kesiapan dari sisi pengetahuan dan ketrampilan. Perusahaan perlu mengadakan pelatihan-pelatihan dan proses belajar yang membuat karyawan lebih siap dalam proses implementasi CRM.

Aspek kedua adalah proses dan prosedur. Perusahaan harus mendefinisikan secara lebih jelas target market yang akan dibidik dan prosedur perusahaan secara lebih rinci dalam melayani konsumen. Hal ini penting karena karyawan berhubungan langsung dengan konsumen memiliki aturan yang jelas tentang bagaimana melayani pelanggan.

Aspek ketiga adalah sistem dan teknologi. Perusahaa perlu membuat cetak biru tentang teknologi CRM seperti apa yang akan digunakan, bagaimana proses implementasinya, training dan juga penerapannya yang berhubungan dengan sistem yang sudah ada sekarang.

Penerapan Strategi CRM
Tujuan dari strategi CRM adalah untuk membentuk interaksi antara perusahaan dan pelanggannya dengan cara memaksimalkan nilai hidup pelanggan untuk perusahaan. Hal inii juga mencerminkan filosofi bahwa tidak semua pelanggan diciptakan sama.

Gambar : Komponen Strategi CRM

Penjelasan Gambar
Strategi CRM membutuhkan empat komponen :
  • Customer-management orientation 
  • Customer-management orientation mencakup sekumpulan nilai-nilai perusahaan serta strategi dan aksinya dalam mengimplementasikan customer management principles
  • Integration and alignment of organizational processes 
  • Integration and alignment of organizational processes dikelola dengan memahami nilai yang akan diberikan pada pelanggan yang sudah ditargetkan sesuai dengan prosesnya. Komponen ini dapat digunakan untuk menjelaskan dan merancang proses organisasinya
  • Information capture and alignment of technology 
  • Information capture and alignment of technology dikarakteristikan oleh kemampuan dalam mentransfer data menjadi dalam bentuk informasi
  • CRM strategy implementation 
  • Pengimplementasian CRM dalam proses dan aktivitas dibutuhkan untuk menyukseskan strategi CRM

Dampak Globalisasi, Lokalisasi, Perspektif Geografi

Dampak Globalisasi, Lokalisasi, Perspektif Geografi
Dalam pandangan geograf, paling tidak ada empat fenomena global yang melanda dunia dewasa ini yaitu fenomena yang berkaitan dengan perbatasan antar Negara, ketimpangan ekonomi Negara Negara di dunia, globalisasi dan kecenderungan penyebaran penyakit secara global (Haggett, 2001). Hasil kajian pada beberapa kasus di Indonesia, ke empat fenomena tersebut telah dan sedang terjadi di Indonesia, dan akan cenderung semakin intensif di masa datang (Harmantyo, 2006). Hal menarik dari hasil studi tersebut dapat memperkaya wawasan geograf Indonesia dalam melihat berbagai fenomena yang sedang berlangsung baik dalam tataran nasional, regional maupun internasional. Berbagai fenomena geografis tersebut memberikan indikasi adanya kecenderungan kehidupan manusia sedang menuju kepada satu tatanan global berlandaskan berbagai keragaman yang ada. 

Kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi mampu mengubah tatanan kehidupan manusia. Perkembangan teknologi transportasi membuat jarak tempuh semakin dekat. Pada awal kemerdekaan Indonesia, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak dari Sabang hingga Merauke masih dalam satuan mingguan atau bahkan bulanan, saat ini hanya dibutuhkan waktu beberapa jam. Kita dapat mengelilingi bumi sepanjang 41.000 km hanya dalam waktu kurang dari dua hari. Perkembangan teknologi transportasi telah mampu menekan biaya distribusi barang import maupun eksport sehingga tingkat harga konsumen semakin rendah yang pada gilirannya mampu meningkatkan jumlah penjualannya serta meningkatkan jumlah keuntungan perusahaan. 

Seiring dengan perkembangan teknologi transportasi, teknologi telekomunikasi dan komputasi juga berkembang secara lebih pesat. Perkembangan teknologi informasi ini mampu menekan kebutuhan penggunaan sarana transportasi karena dalam beberapa hal dapat dilakuikan melalui komunikasi teleconference via internet. Saat ini suatu keputusan penting dapat diambil secara “real-time” dengan dukungan sistem pengambilan keputusan berbasis jaringan komputer. Sistem on-line mampu membuktikan bahwa dunia saat ini memang tanpa batas (borderless). 

APRESIASI KONSEP GLOBALISASI
Dalam bahasan selanjutnya, pengertian globalisasi akan ditinjau dari perspektif geografi. Hal ini sekedar untuk menghindari debat panjang yang barangkali tidak akan dapat diselesaikan pada tulisan singkat ini. Batasan tersebut sekaligus untuk dapat menghasilkan hasil studi yang lebih komperhensif tentang informasi dampak globalisasi yang sedang melanda Negara kepulauan tropika, Indonesia.

Istilah globalisasi dalam konsep kultural mulai diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh Marshall McLuhan melalui istilah “global village” (Haggett, 2001 p.589). Hasil observasinya menunjukkan bahwa perkembangan teknologi komunikasi berdampak pada kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan. Teknologi komunikasi mampu mempersingkat waktu dan memperpendek jarak interaksi penduduk dalam melakukan aktiftitas ekonomi, sosial budaya, politik pada tataran global. Sekedar contoh, masyarakat di pedesaan saat ini sudah terbiasa dengan minuman coca cola yang pada awalnya hanya dinikmati oleh masyarakat kota besar.

Ciri globalisasi dalam perspektif geografi dapat digolongkan atas dua bentuk yaitu, pertama, fenomena semakin luasnya wilayah pengaruh suatu peristiwa, aktifitas atau keputusan, dan ke dua, fenomena semakin intensifnya proses yang berlangsung dalam suatu wilayah pengaruh. Interaksi manusia dan lingkungan dapat terjadi dalam empat tingkatan yaitu, pertama, pada tingkatan lokal hanya terjadi interaksi manusia dan lingkungannya, ke dua, pada tingkatan regional terjadi pertukaran antar regional (interregional relationship), ke tiga, pada tingkatan globalisasi terjadi pertukaran global, dan ke empat, pada tingkatan global terjadi hubungan manusia dan lingkungan secara global. 

Ada perdebatan yang menarik dalam konteks globalisasi yaitu munculnya istilah internasionalisasi. Fenomena perkembangan kehidupan ekonomi yang didasarkan pada prinsip ekspansi modal (kapitalisasi) menurut teori imperalisme Lenin, membentuk jaringan multi nasional seperti yang terjadi saat ini. Meluasnya jaringan multinasional tersebut berkembang menerobos batas antar Negara lebih menunjukkan pola perkembangan aktifitas ekonomi (internasionalisasi) dan bukan ciri globalisasi dalam perspektif geografi. 

Dalam kenyataannya, perubahan global tersebut tidak menghasilkan bentuk yang seragam di berbagai Negara. Masing masing Negara, region atau daerah lokal tertentu memiliki cara tersendiri dalam menghadapi perubahan global sesuai karakteristik wilayahnya. Perbedaan kondisi sosio-kultural penduduk lokal akan menghasilkan wilayah dampak globalisasi yang berbeda. Kekuatan lokal tersebut yang kemudian melahirkan konsep lokalisasi dan regionalisasi sebagai reaksi terhadap konsep globalisasi.

Globalisasi, seperti telah diuraikan sebelumnya, merupakan suatu aktiftas, keputusan atau kejadian di satu tempat di muka bumi yang berdampak nyata pada kehidupan manusia di bagian bumi lainnya. Globalisasi menghasilkan berbagai gejala keruangan seperti “hilangnya ruang geografis”, perubahan ruang geoekonomi, berkembangnya kota berdimensi global, munculnya issue lingkungan global.

FENOMENA GLOBALISASI
Indonesia, sebagai Negara kepulauan tropika memiliki karakteristik unik yaitu beriklim hujan hutan tropis memperoleh sinar matahari sepanjang tahun dan oleh karena itu memiliki keanekaragaman flora dan fauna (biodiversity), memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan kemajemukan suku bangsa, pola sebaran penduduk yang tidak merata dan keragaman kondisi fisik wilayah.

Sebagai bagian dari masyarakat dunia, Indonesia yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau dengan lima pulau terbesar memiliki daratan seluas 1.91 juta km2 dari luas wilayah kedaulatan Indonesia sekitar 5.8 juta km2, dua per tiganya terdiri dari laut. Indonesia memiliki 10 negara tetangga yang berbatasan langsung (berbatasan darat dengan tiga Negara) yang memiliki peran penting dalam konteks pengembangan perekonomian Indonesia bersaing dalam percaturan global. Sampai saat ini Indonesia belum memiliki pelabuhan laut skala internasional seperti Singapura dalam jalur perdagangan global. Teknologi tansportasi laut saat ini masih merupakan tulang punggung utama dalam perdagangan global.

Berbeda dengan transportasi laut, teknologi transportasi udara memiliki peran sentral dalam pertukaran komoditas dagang lainnya yang tidak terkendala dalam berat atau volume. Indonesia sudah memiliki bandara internasional yang merupakan salah satu node dalam jaringan penerbangan internasional sehingga mampu untuk bersaing dalam tataran global, walaupun masih dalam jumlah yang masih terbatas seperti bandara Polonia Medan, bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, bandara Hang Nadiem Batam dan bandara Ngurah Rai Denpasar. 

Walaupun pada awalnya istilah globalisasi dipicu oleh perkembangan teknologi komunikasi, konvergensi teknologi komunikasi dan teknologi komputer pada tahun 1990-an menghasilkan suatu sistem yang saat ini kita kenal sebagai sistem jaringan komputer luas atau internet. Teknologi informasi ini yang sesungguhnya menyebabkan peningkatan akselerasi proses globalisasi. Proses diseminasi informasi berbagai fenomena geografis secara “nyaris” real-time dapat diterima oleh pengguna kapanpun dan di manapun. Perkembangan teknologi informasi menuju ke arah peningkatan proses pemampatan ruang dan waktu sehingga, di satu sisi akan tampak luasnya wilayah Indonesia bukanlah faktor penghambat dalam melakukan diseminasi keputusan atau kebijakan. Demikian pula, dinamika sosial cultural dapat diketahui dengan cepat oleh para pengambil keputusan di pusat, tanpa hambatan ruang geografis.

Sebagaimana telah diutarakan, perkembangan teknologi informasi sebagai pemicu globalisasi mempengaruhi strategi dalam menjalankan roda perekonomian baik dalam tatan lokal, nasional, regional maupun global. Merambahnya perusahaan multinasional yang cenderung merata ke semua Negara di dunia mengikuti strategi pemasaran yang memiliki pola mendekati pasar. Gejala ini diikuti oleh strategi manajemen yang berbentuk distributed system atau dikenal dengan desentralisasi. Oleh karena itu dijumpai sebaran toko retail seperti Alfamart atau Indomart sampai ke pelosok daerah di Indonesia. Pola sebaran pasar tersebut secara nyata mempengaruhi pola belanja penduduk.

Di sisi lain, muncul gejala lokalisasi sebagai respon terhadap proses globalisasi. Sekedar contoh, merambahnya toko retail tersebut dapat dipandang sebagai cara untuk menghambat laju perkembangan bisnis retail skala internasional seperti Carefour atau Giant. Bagaimana hasil akhir persaingan ke dua model tersebut akan ditentukan oleh berbagai faktor antara lain kebijakan politik Negara, kemampuan sumberdaya manusia, penguasaan teknologi dan yang utama adalah kemampuan finansial.

Dampak globalisasi yang dijumpai dalam konteks lain adalah terjadinya kerusakan lingkungan alam seperti meluasnya lahan kritis akibat penebangan hutan untuk industri berskala global, pencemaran air dan udara dari pabrik dan kegiatan eksplorasi mineral dan gas oleh perusahaan multinasional. Dampak akhirnya adalah terjadinya perubahan iklim global dan hilangnya keanekaragaman hayati terutama di daerah tropis seperti Indonesia.

Pengertian Supervisi Manajerial Menurut Para Ahli

Pengertian Supervisi Manajerial Menurut Para Ahli
Supervisi adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam rangka membantu kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Supervisi ditujukan pada dua aspek yakni: manajerial dan akademik. Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi Sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran. 

Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan Sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas Sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas Sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen Sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi Sekolah, (3) pusat informasi pengembangan mutu Sekolah, dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.

Prinsip-Prinsip, Metode dan Teknik Supervisi Manajerial
1). Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial
Prinsip-prinsip supervisi manajerial pada hakikatnya tidak berbeda dengan supervisi akademik, yaitu:
a. harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, seperti ia bertindak sebagai atasan dan kepala Sekolah/guru sebagai bawahan.
b. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal (Dodd, 1972).
c. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan (Alfonso dkk., 1981 dan Weingartner, 1973). 
d. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif. 
e. Program supervisi harus integral. . Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan (Alfonso, dkk., 1981). 
f. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek lainnya. 
g. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan kepala Sekolah/ guru. 
h. Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus obyektif. Obyektivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi itu harus disusun berdasarkan persoalan dan kebutuhan nyata yang dihadapi Sekolah. 

2). Metode dan Teknik Supervisi Manajerial
Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa metode supervisi manajerial, yaitu: monitoring dan evaluasi, refleksi dan FGD, metode Delphi, dan Workshop.

a. Monitoring dan Evaluasi
Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam supervisi manajerial adalah monitoring dan evaluasi. 

1). Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115). Monitoring lebih berpusat pada pengontrolan selama program berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi Sekolah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek yang dicermati dalam monitoring adalah hal-hal yang dikembangan dan dijalankan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam melakukan monitoring ini tentunya pengawas harus melengkapi diri dengan parangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indikator Sekolah yang harus diamati dan dinilai. 

2). Evaluasi
Kegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui keberhasilan program, (c) mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian (judgement) terhadap Sekolah.

b. Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion)
Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak Sekolah, terutama kepala Sekolah, komite Sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak Sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur stakeholder Sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan FGD adalah untuk menyatukan pibu/bapangan stakeholder mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) Sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan Sekolah. Peran pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus menjadi narasumber apabila diperlukan, untuk memberikan masukan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. 

Agar FGD dapat berjalan efektif, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Sebelum FGD dilaksanakan, semua peserta sudah mengetahui maksud diskusi serta permasalahan yang akan dibahas.
2) Peserta FGD hendaknya mewakili berbagai unsur, sehingga diperoleh pandangan yang beragam dan komprehensif.
3) Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali pikiran/pandangan peserta dari sudut pandangan masing-masing unsur. 
4) Notulen hendaknya benar-benar teliti dalam mendokumentasikan usulan atau pandangan semua pihak.
5) Pimpinan FGD hendaknya mampu mengontrol waktu secara efektif, dan mengarahkan pembicaraan agar tetap fokus pada permasalahan.
6) Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan atau kesepakatan, maka dapat dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini diperlukan catatan mengenai hal-hal yang telah dan belum disepakati. 

c. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak Sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS. Dalam merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sebuah Sekolah harus memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi Sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder. 

Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala Sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak. Langkah-langkahnya menurut Gordon (1976: 26-27) adalah sebagai:
1). Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan Sekolah;
2). Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa disertai nama/identitas;
3). Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama.
4). Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya.
5). Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang dimintai pendapatnya. 

d. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala Sekolah, wakil kepala Sekolah dan/atau perwakilan komite Sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Pengawas Sekolah atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh, pengawas dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop tentang pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta masyarakat, sistem penilaian dan sebagainya.

Agar pelaksanaan workshop berjalan efektif, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menentukan materi atau substansi yang akan dibahas dalam workshop. Materi workshop biasanya terkait dengan sesuatu yang bersifat praktis, walaupun tidak terlepas dari kajian teori yang diperlukan sebagai acuannya.
b. Menentukan peserta. Peserta workshop hendaknya mereka yang terkait dengan materi yang dibahas.
c. Menentukan penyaji yang membawakan kertas kerja. Kriteria penyaji workshop antara lain:
1) Seorang praktisi yang benar-benar melakukan hal yang dibahas.
2) Memiliki pemahaman dan libu/bapasan teori yang memadai.
3) Memiliki kemampuan menulis kertas kerja, disertai contoh-contoh praktisnya.
4) Memiliki kemampuan presentasi yang baik.
5) Memiliki kemampuan untuk memfasilitasi/membimbing peserta.
d. Mengalokasikan waktu yang cukup.
e. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang memadai.

Dalam pelaksanaan supervisi manajerial, pengawas dapat menerapkan teknik supervisi individual dan kelompok. Teknik supervisi individual di sini adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada kepala Sekolah atau personil lainnya yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. 

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Kepala-kepala Sekolah yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. 

Pengertian Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli

Pengertian Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli
Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian kualtatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.

Bogdan dan taylor mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan kirk dan miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengtahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Metodologi penelitian merupakan sesuatu yang berusaha membahas konsep teoristik berbagai metode, kelebihan dan kelemahan-kelemahannya yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yanng akan digunakan. Dalam hal ini metode lebih bersifat teknis pelaksanaan lapangan sedangkan metodologi lebih pada uraian filosofis dan teoritisnya. Oleh karena itu penetapan sebuah metodologi penelitian mengandung implikasi inheren di dalam diri filsafat yang dianutnya. Sebab filsafat ilmu yang melandasi berbagai metodologi penelitian yang ada. Maka dari itu dengan mengetahui metodologi penelitian yang digunakan, filsafat ilmu dan kajian teoritisnya, kelemahan dan kelebihannya diharapkan akan mampu memberikan kesesuaian metodologi dengan fokus masalah penelitian.

Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.

Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir, tentang hubungan datta yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang akan diungkapkan. Beberapa alasan mengenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:
  1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilanng seperti yang dialami oleh penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat diungkap.
  2. Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif.
  3. Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.
  4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.
Perbedaan Penelititan Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif menurut suharsini arikunto
Penelitian kuantitatif
Penelitian kualitatif
1.      Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal.


2.      Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.
3.      Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi.






4.      Hipotesis: (jika memang perlu)
a.       Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
b.      Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan........a priori


5.      Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.


6.      Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.
7.      Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul
1.      Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan (emergent).
2.      Langkah penelitian: baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai.
3.      Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting. Hasil penelitian hanya berlaku bagi setting yang bersangkutan.
4.      Hipotesis:
a.       Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung ......tentotif
b.      Hasil penelitian terbuka
5.      Desain: desain penelitiannya adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dippastikan sebelumnya.

6.      Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti
7.      Analisis data: dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.

Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut hamid potilima
Penelitian kualitatif
Penelitian kuantitatif
1.      Satuan-satuan individual tidak dipilah-pilah dalam variabel-variabel

2.      Tidak ada konsep sampel


3.      Data dalam bentuk narasi atau angka
4.      Analisis data dijadikan bukti untuk mendukung kebenaran dari hipotesa yang dibuat

5.      Instrumen penelitian adalah diri sendiri
1.      Satuan individu digolongkan ke dalam variabel-variabel dengan ciri tertentu sesuai kepentingan panalitian.
2.      Karena besarnya populasi maka dalam penelitian kuantitatif digunakan sampel
3.      Data dalam bentuk angka

4.      Analisis data dijadikan pembuktian yang dapat digunakan untuk menerima atau menolak hiipotesa yang dibuat
5.      Instrumen penelitian adalah kuisioner

Perbedaan istilah dalam pengujian keabsahan data antara metode kualitatif dan kuantitatif 
Aspek
Metode kualitatif
Metode kuantitatif
1.      Nilai kebenaran
2.      Penerapan

3.      Konsistensi
4.      Netralisasi
Validitas internal
Validitas eksternal/ generalisasi
Reliabilitas
Objektivitas
Kreadibilitas (credibility)
Transferability/ keteralihan

Auditability dependability
Confirmability (dapat di konfirmasi)

Karakteristik Umum Penelitian Kualitatif 
Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari mensintesakan pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan Guba (1985:39-44) ada sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:
  1. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (enity)
  2. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
  3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
  4. penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
  5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari data
  6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka-angka
  7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
  8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
  9. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik
  10. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)
  11. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.
Ciri-ciri penelitian kualitatif:
  1. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung
  2. Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan data
  3. Analisis data dilakukan secara induktif
  4. Penelitian bersifat deskriptif analitik (data berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan/ angka statistik
  5. Tekana penalitian berada pada proses, penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil.
  6. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus
  7. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka
  8. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama
  9. Pembentukan teori berasal dari dasar
  10. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif
  11. Teknik sampling cenderung bersifat purposive
  12. Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)
  13. Makna sebagai perhatian utama penelitian
Karakteristik penelitian kualitatif:
1) Latar alamiah
  • Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan
  • Peneliti memasuki dan melibatkan sebagian waktunya di sekolah, keluarga, tetangga dan lokasi lainnya untuk meneliti maslaah pendidikan atau sosiologi
2) Manusia sebagai alat (instrumen)
Peneliti/ dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.

3) Metode kualitatif
  • Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda
  • Menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden
  • Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penyamaan pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
4) Analisis data secara induktif
  • Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagian yang terdapat dalam data
  • Lebih dapatmenguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya
  • Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan
  • Dapat memperhitunngkan nilai-nilai secara eksplisit sehingga bagian dari struktur analitik
5) Teori dari dasar 
6) Deskriptif
7) Lebih mementingkan proses daripada hasil
8) Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10) Desain yang bersifat sementara

Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif memiliki susunan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memilih masalah
2. Studi pendahuluan
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan hipotesis
5. memilih pendekatan
6. Menentukan variabel dan sumber data
7. Menentukan dan menyusun instrumen
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10. Menarik kesimpulan
11. Menulis laporan

Teknik Pengumpulan Data
Berbagai cara pengumpulan data untuk penellitian kualitatif terus berkembang, namun demikian pada dasarnya ada empat cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi yaitu:

1. Observasi
Observasi yaitu tindakan yang merupakan penafsiran dari teori (karl popper). Namun dalam penelitian, pada waktu memasuki ruang kelas dengan maksud mengobservasi, sebaiknya meninggalkan teori-teori untuk menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah. Observasi merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media pengamatan.

Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.

Observasi yang paling efektif adlaah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Metode observasi dibedakan menjadi:
a. Observasi biasa
Menurut prof. Parsudi suparlan, dalam observasi biasa si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitian

b. Observasi terkendali
Menurut prof. Parsudi suparlan, para pelaku yang akan diamati dan dikondisi-kondisi yang ada dalam tempat kegiatan. Pelaku diamati dan dikendalikan si peneliti

c. Observasi terlibat
Menurut prof. Parsudi suparlan, observasi terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang di teliti untuk dapat melihat dan memahami gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan dipahami oleh para warga yang ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat bukan hanya mengamati gejala yang ada dalam masyarakat yang diteliti, tetapi juga melakukan wawancara, mendengarkan, memahamidan dalam batas-batas tertentu mengikuuti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang diteliti.

Keterlibatan peneliti dapat dibedakan menjadi empatkelompok yaitu:
  • Keterlibatan pasif: peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh pelaku yang diamati dan tidak terjadi interaksi sosial dengan pelaku yang diamati
  • Keterlibatan setengah-setengah: peneliti mengambil sesuatu kedudukan yang berada dalam 2 hubungan struktural yang berbeda, yaitu antara struktur yang menjadi wadah bagi kegiatan yang diamati dan struktur dimana pelaku sebagai pendukung
  • Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan para pelaku yang diamati dalam kehidupan sehari-hari
  • Keterlibatan penuh/ lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi bagian dari kehidupan pelaku yang diamati.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi:
  • Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati apakah yang umum atau yang khusus.
  • Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang akan digunakan.
Fase-fase dalam observasi:
  • Pertemuan perencanaan
  • Observasi kelas
  • Diskusi balikan
Ada berbagai keterbatasan observasi, yaitu sebagai berikut:
  • Banyak kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung, misalnya kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia
  • Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin dengan maksud-maksud tertentu dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya pada observer.
  • Timbul kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer dapat hadir untuk mengobservasi kejadian itu. Jika penelitian dilakukan terhadap typical behavior, menunggu timbulnya behavior yang diharapkan itu secara spontan kerapkali memakan waktu yang panjang dan sangat membosankan.
  • Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada peristiwa yang tidak terduga-duga, misalnya keadaan cuaca.
  • Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian
Kelebihan observasi:
a) Merupakan metode yang dapat langsung digunakan untuk meneliti bermacam-macam gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung.
b) Untuk subjek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya, orang-orang yang selalu sibukpun mungkin tidak berkeberatan untuk diamat-amati, walau dia mungkin keberatan menjawab kuesioner.
c) Memungkinkkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala.
d) Tidak tergantung kepada self-report
e) Dengan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistik/ menyeluruh terhadap responden yang diteliti
f) Peneliti dapat menggunakan variasi pendekatan termasuk pendekatan inductive discovery (yaitu pengamatan yang mendasarkan kepada kejadian spesifik mendalam dan realistik serta merefleksikan keadaan responden)
g) Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan teknik lain termasuk perilaku biasa
h) Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang perilaku responden yang biasa maupun diluar konteks permasalahan yang hendak diteliti.

Hambatan-hambatan dalam pengamatan berasal dari 2sumber, yaitu:
a. Hambatan dari dalam, termasuk diantaranya:
  • Kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum berinteraksi dengan responden
  • Perasaan terasing dari peneliti terhadap responden
  • Kurang bisanya peneliti beradaptasi dengan kegiatan, kebiasaan,dan tata cara hidup responden
  • Tidak dapat memanfaatkan peran informan di lapangan.

b. Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:
  • Peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang informasi apa yang perlu diambil dari interaksi dengan responden
  • Peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkan karena adanya aturan yang harus ditaati di lapangan
  • Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam melakukan observasi di lapangan

2. Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan/ menerima informasi tertentu. Menurut Moleong (1988:148) wawancra adalah kegiatan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.

Wawancara merupakan pertanyaan yang dilakukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Ada tiga teknik wawancara yaitu:
  • Wawancara baku dan terjadwal
  • Wawancara baku dan tidak terjadwal
  • Wawancara tidak baku

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar wawancara berlangsung efektik:
¨ Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang berperhatian dan pendengar baik, tidak berperan terlalu aktif, untuk menunjukkan bahwa anda menghargai pendapat anak
¨ Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran
¨ Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau ragu-ragu dan anak akan menunjukkan sikap yang sama.
¨ Secara khusus perhatikan bahasa yang anda gunakan untuk wawancara

Ada beberapa bentuk wawancara:
  • Wawancara terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah mempersiapkan bahan wawancara terrlebih dahulu
  • Wawancara tidak terstruktur yaitu apabila prakarsa pemilihan topik bahasan diambil oleh orang yang di wawancarai
  • Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan, akan tetapi memberikan keleluasaan kepada responden untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak langsung ke fokus bahasan/ pertanyaan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selam wawancara berlangsung.

3. Dokumen
Menurut Goetz dan Le compte (1984), dokumen yang menyangkut para partisipan penelitian akan menyedeikan kerangka bagi data yang mendasar, yang termasuk didalamnya:
a. Koleksi dan analisis buku teks
b. Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya
c. Arsip penerimaan murid baru
d. Catatan rapat
e. Catatan tentang siswa
f. Rencana pelajran dan catatan guru
g. Hasil karya siswa
h. Kumpulan dokumen pemerintah
i. Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs) dan kenang-kenangan dari siswa angkatan lama

Macam-macam dokumen menurut Elliot (1991:78):
  • Silabi dan rencana pembelajaran
  • Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum
  • Berbagai macam ujian dan tes
  • Laporan rapat
  • Laporan tugas siswa
  • Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran
  • Contoh essay yang ditulis siswa
4. Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Validitas Dan Reliabilitas
Validitas alat ukur diselidiki dengan (1) logika (2) statistik validitas ada macam-macam yaitu validitas isi, validitas prediktif dan validitas construct (konstruk)

1. Validitas isi
Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi/bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelaksanaan, pengalaman dan latar belakang orang yang diuji.

Validitas diperoleh dengan menagadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang representatif dari keseluruhan bahan yang berkenaan dengan hal yang mengenai bahan pelajaran mungkin tidka sukar dicapai. Kesulitan dengan validitas isi ialah pilihanitem dilakukan secara subjektif yakni berdasarkan logika si peneliti.

2. Validitas prediktif
Dengan validitas prediktif di maksudkan adanaya kesesuaian antara ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata.

3. Validitas konstruk
Digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung satu dimensi, bila ternyata gejala itu mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas itu dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk kita mengetahui komponen-komponen sikap/sifat yang diukur dengan tes itu.

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Validitas dibedakan menjadi:
  • Validitas internal: berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai.
  • Validitas eksternal: berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada objek penelitian.
Reliabilitas
Berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama atau peneliti sama dalam waktu yanng berbeda akan menghasilkan data yang sama atau sekelompok data apabila dipecah menjadi dua menjadi data yang tidak berbeda. Suatu data yang reliabel akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukru suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yanng reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas merupakan syarat mutlak untuk menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yangsatu lagi. Reliabilitas juga merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes yang tidak reliable dengan sendirinya tidak valid.

Pengujian validitas dan reliabilitas
Dalam uji keabsahan data meliputi::
1) Uji kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan dengan;
  • Perpanjangan pengamatan
  • Meningkatkan ketekunan
  • Triagulasi (pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu)
  • Analisis kasus negatif
  • Menggunakan bahan referensi
  • Mengadakan member check (proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data). 
Tujuan dari member check adalah agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yanng dimaksud sumber data atau informan.

2) Pengujian transferability
Transferability merupakan validitas eksternal

3) Pengujian depenability
Dilakukan denga melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

4) Pengujian konfirmability
  • Uji konfirmability mirip dengan uji depenobility, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan.
  • Uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.

Pengertian Kompensasi (Compensation) Menurut Ahli

Pengertian Kompensasi (Compensation)
Manajemen sumber daya manusia tidak akan terlepas dari tenaga kerja, atau karyawan perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki tenaga kerja yang memiliki peran dan tugas yang berbeda-beda. Setiap perusahaan juga pasti memiliki tenaga kerja yang berpotensi, yang selalu memberikan hasil yang positif, ataupun tenaga kerja yang tidak banyak memberikan kontribusi.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003, p117) karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa sesuai dengan peraturan dan perjanjian. Seorang karyawan memberikan suatu kinerja dan kontribusi kepada perusahaan, kemudian perusahaan memberikan suatu balas jasa kepada karyawan tersebut. Besarnya balas jasa tersebut dikemukakan sebelum karyawan mulai bekerja, sehingga karyawan tahu seberapa besar balas jasa yang akan diberikan berdasarkan tugas yang telah diberikan kepadanya. Balas jasa atau kompensasi inilah yang menjadi tumpuan para karyawan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan hidupnya. Dan bagi karyawan itu sendiri, seberapa besar kompensasi yang diterima manjadi suatu gambaran akan status kerja dan pengakuan oleh perusahaan. 

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2004, p419) sistem kompensasi dalam organisasi harus sesuai dengan tujuan dan strategi organisasi, dan juga harus diseimbangkan biaya kompensasinya pada satu tingkat yang menjamin daya saing organisasional dan memberikan memberikan penghargaan yang memadai untuk para karyawan atas pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan kinerja para karyawan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa sistem kompensasi memiliki manfaat yang sangat penting, baik untuk perusahaan, maupun untuk karyawan itu sendiri. Adapun sistem kompensasi yang efektif memiliki empat tujuan :
  • Kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku
  • Efektivitas biaya bagi organisasi
  • Keadilan internal, eksternal, dan individual bagi para karyawan
  • Peningkatan kinerja bagi organisasi
Di dalam pembahasan berikutnya, teori mengenai kompensasi ini akan bermanfaat di dalam mengartikan kompensasi, menentukan jenis-jenis kompensasi yang sesuai dengan keadaan perusahaan, penentuan subvariabel di dalam penyusunan kuesioner, dan akan menjadi landasan dasar dari menetapkan pengaruh kompensasi terhadap turnover intention karyawan perusahaan PT. Swatama Mega Teknik.

Pengertian Kompensasi
Banyak definisi kompensasi yang lahir dari para ahli. Menurut Husein Umar (2005, p16) kompensasi didefinisikan sebagai suatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa tehadap mereka, yang didahuli oleh proses kompensasi. Proses kompensasi itu sendiri adalah suatu jaringan berbagai sub-proses untuk memberikan balas jasa kepada karyawan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi yang diinginkan.

Menurut Justin T. Sirait (2004, p181) kompensasi adalah sesuatu yang diperoleh karyawan, baik itu berupa uang atau bukan uang sebagai balas jasa yang diberikan bagi upaya pegawai (kontribusi pegawai) yang diberikannya untuk organisasi. Dalam kompensasi itu sendiri, lebih lanjut dijelaskan oleh beliau bahwa kompensasi bukan sekedar gaji atau upah, melainkan terdapat suatu sistem kesejahteraan pegawai dan insentif di dalamnya yang dapat meningkatkan produktivitas.

Menurut Griffin (2004, p432) kompensasi adalah remunerasi finansial yang diberikan oleh organisasi kepada karyawannya sebagai imbalan atas kerja mereka. Menurut William B. Wether dan Keith Davis (dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan, 2003, p119) kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikan, baik upah perjam atau gaji periodik yang didesain dan dikelola oleh bagian personalia perusahaan.

Menurut Veithzal Rivai (2004, p357) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi adalah :

· Pasar tenaga kerja
Pasar tenaga kerja mempengaruhi desain kompensasi dalam dua cara. Pertama, tingkat persaingan tenaga kerja sebagian menentukan batas rendah tingkat pembayaran. Jika tingkat pembayaran suatu perusahaan terlalu rendah, tenaga kerja yang memenuhi syarat tidak akan bersedian di perusahaan itu,mereka akan mencari alternatif pilihan perusahaan yang lebih tinggi. Kedua, pada saat yang sama mereka menekan pengusaha untuk mencari alternatif, seperti penyedia tenaga kerja asing, yang harganya mungkin lebih rendah, atau teknologi yang mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja.

· Kondisi ekonomi
Salah satu aspek yang mempengaruhi kompensasi sebagai salah satu faktor eksternal adalah kondisi-kondisi ekonomi industri, terutama daerah tingkat persaingan, yang mempengaruhi kesanggupan untuk membayar perusahaan itu dengan gaji tinggi. Semakin kompetitif situasinya, semakin rendah kemampuan perusahaan untuk membayar gaji lebih tinggi.

· Peraturan pemerintah
Pemerintah secara langsung mempengaruhi tingkat kompensasi melalui pengendalian upah dan petunjuk yang melarang peningkatan dalam kompensasi untuk para pekerja tertentu pada waktu tertentu, dan hukum yang menetapkan tingkat tarif upah minimum, gaji, pengaturan jam kerja, dan mencegah diskriminasi. Pemerintah juga melarang perusahaan memperkerjakan pekerja di bawah umur.

· Serikat kerja
Pengaruh eksternal penting lain pada suatu program kompensasi kerja adalah serikat kerja. Kehadiran serikat pekerja di perusahaan sektor swasta diperkirakan meningkatkan upah 10 sampai 15 persen dan menaikkan tunjangan sekitar 20 sampai 30 persen. Serikat pekerja sudah cenderung untuk menjadi penentu upah, manfaat, dan meningkatkan kondisi kerja.

Ketika seorang karyawan tidak dapat menerima sistem pembayaran kompensasi yang diberikan, maka karyawan akan cenderung meninggalkan perusahaan, dan akan memberikan efek negatif pada perusahaan. Menurut Justin T. Sirait (2004, p182) ketidakpuasan karyawan dalam hal pembayaran kompensasi dapat menimbulkan :
  • Keinginan untuk mencari imbalan yang lebih
  • Berkurangnya rasa tertarik pada diri pegawai akan pekerjaannya yang sekarang
  • Pegawai mencari pekerjaan sambilan di tempat lain, sehingga mutu pekerjaannya yang sekarang tidak diperhatikan
  • Mogok kerja
  • Sering mengeluarkan keluhan-keluhan yang tidak berarti
  • Pegawai mencari pekerjaan yang menawarkan gaji lebih tinggi
Namun lebih lanjut dijelaskan bahwa ada dampak negatif bagi karyawan ketika kompensasi yang diterima oleh karyawan sangat tinggi dibandingkan dengan standar perusahaan. Ketika karyawan merasa kompensasi overpaid, maka karyawan akan merasa cemas karena di tempat lain dia tidak dibayar setinggi itu dan akan berpikir bahwa perusahaan memberikan terlalu banyak tuntutan kepada karyawan tersebut.

Dari pengertian yang dikemukakan oleh para peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah suatu balas jasa yang diterima oleh karyawan, yang diberikan berdasarkan kinerja karyawan, dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan.
 

Kumpulan Artikel News Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger