Komunikasi Pemasaran Global Sony Ericson

Komunikasi Pemasaran Global Sony Ericson
Beberapa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Sony Ericsson adalah :

1. Driven By Global Forces. 
Sony Ericsson merubah komunikasi pemasarannya berdasarkan dorongan global. Teknologi, budaya, dan lifestyle menjadi pendorong bagi Sony Ericsson untuk melakukan positioning. 

2. Requires Evaluative Measurements Mechanism
Sony Ericsson akan meningkatkan investasi untuk bagian research untuk mencapai perkembangan yang lebih baik. Annual Report dilakukan setiap tahun. Tiap tahunnya terdapat evaluasi yang dibagi menjadi 4 quarter yaitu tiap 3 bulan sekali.

3. Represents a Dualistic Formula-Corporate and Brand
Sony Ericsson selalu menyertakan 2 sisi penting dalam setiap kali beriklan atau berpromosi yaitu corporate dan Brand. Sudah menjadi satu kesatuan Sony ericsson sebagai corporate dan Brand. SE meyakinkan seluruh stakeholder yang ada bahwa kinerja SE sebagai perusahaan atau corporate itu kredibel. Di mata konsumen, SE meyakinkan image dan kemampuan SE sebagai Brand untuk mengaktifkan lifestyle.

Strategi yang digunakan oleh Sony Ericsson ini seringkali disebut sebagai konsep trade marketing, di mana segala informasi dari setiap toko yang ada di database bisa diketahui. Misalnya, lokasi toko, nama pemilik, jenis produk yang dijual, program yang diikuti, dan segala sesuatu yang perlu diketahui untuk membina hubungan. Bahkan, seperti halnya fungsi CRM (Customer Relationship Management), trade marketing bisa memonitor seberapa sering pelanggan (pedagang) membeli, kapan melakukan transaksi terakhir dan berapa besar transaksinya. Tak mengherankan, dari sini bisa diketahui aktivitas mereka sehingga pihak Sony Ericsson bisa menentukan bagaimana memperlakukan peritel yang berprestasi. Dengan begitu Sony Ericsson dapat menyentuh sisi emosional dari peritel itu, sehingga hubungan yang tercipta tidak terbatas pada rupiah semata. Sebagai contoh, Sony Ericsson selalu memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada pemilik toko, lewat karangan bunga, kue, ataupun hanya kartu. Walau dari sisi harga tidaklah seberapa, namun perhatian yang diberikan Sony Ericsson tersebut memiliki nilai lebih bagi mitranya. Para front liner pun tidak luput dari perhatian Sony Ericsson. Bagi mereka yang bisa menjual sejumlah ponsel Sony Ericsson akan mendapat reward seperti voucher makan di restoran siap saji. Sebenarnya vendor ponsel lain juga menawarkan hal yang serupa, namun menurut para peritel tersebut (Artikel dimuat di Majalah SWA edisi 02/2007, 18 Januari 2007) hadiah yang ditawarkan oleh Sony Ericsson lebih menarik, seperti alat-alat elektronik dan bahkan liburan keluar negeri. 

Hal lain yang juga dilakukan Sony Ericsson untuk memajukan bisnis ritel yang merupakan bagian dari pemasaran mereka adalah dengan cara mem”branding’’ ritel-ritel tersebut dengan identitas Sony Ericsson. Di antaranya adalah dengan menempelkan brosur, sign board, memberikan seragam, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menekankan keberadaan point-of-purchase dari ritel-ritel ini di berbagai pusat perbelanjaan. Dengan adanya branding seperti ini, peritel yang memiliki spesifikasi menjual berbagai produk dari Sony Ericsson dapat lebih menonjol dibandingkan dengan peritel lainnya.

4. Represents long-term strutural changes
Sony Ericsson sebagai brand dan perusahaan sangat memperhatikan hal yang bersifat jangka panjang. Segala visi Sony Ericsson ditentukan untuk masa depan, dalam jangka waktu yang lama. Baik dari sisi management, innovation of product, marketing communication dimulai dengan visi masa depan ini. SE mentargetkan masuk 3 besar market leader di pasar mobile communication.

5. Brings below the line activities toward greater, more strategic interactions
Sony Ericsson memunyai implementasi IMC yang bersifat below the line yaitu website dan sponsorship WTA Tour (turnamen tennis dunia) dan Empire (pemilihan the best scene). 

Secara tahap yang lebih detail Sony Ericsson melakukan apa yang disebut dengan Stages in IMC Development yaitu (1)Tactical Coordination, (2) Redefining the Scope of Marketing Communication, (3) Application of Information Technology, dan (4) Financial and Strategic Integration.

Tahap pertama, Sony Ericson fokus dengan ide one sight, one sound, yaitu pembentukan Brand name yang kuat pada khalayak. Pada tahap ini, Sony ericsson melakukan elemen promotional (iklan, sales promotion, internet, marketing public relation) guna membentuk eksplore yang tinggi terhadap Brand. 

Tahap kedua, Sony Ericson memakai metode outside-in, yaitu memperhatikan perilaku konsumen dan memasukkannya sebagai consumer insight dalam pembuatan produknya. Akhirnya, Sony Ericsson menciptakan 4 varian produk, yang ternyata mencerminkan 4 klasifikasi pengguna ponsel. Selain itu, model-model Sony Ericson berbeda dengan Ericson jaman dulu, sekarang Sony Ericson lebih stylish-dibantu oleh Sony.

Tahap ketiga, di mana Sony Ericson mengunakan data untuk mengidentifikasi dan menilai bagaimana implikasi dari IMC yang telah dilakukan. 

Tahap keempat, Sony Ericson melihat perlunya suatu tindakan investasi yang mungkin tidak secara langsung akan kembali, tetapi yang pasti akan dituai di masa depan. Wujudnya, Sony Ericson melakukan sponsorship, yaitu menjadi Women Tennis Association [WTA] Tour ’s worldwide title sponsor in a landmark dengan deal sebesar 88 million (6 tahun kontrak, merupakan sponsorship terbesar dalam sejarah pertandingan tenis wanita). Ini merupakan ajang pertandingan tenis perempuan yang diikuti oleh1,300 peserta yang mewakili 76 negara (2006). Dengan melakukan sponsorship ini, tidak hanya dapat dilihat oleh seluruh penonton tenis di dunia, tetapi juga menambahkan value of prestigious (nilai prestise terhadap Brand). Hal tersebut mungkin tidak langsung menarik banyak konsumen, tetapi yang pasti investasi jangka panjangnya lebih bernilai.
 

Kumpulan Artikel News Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger