Pengertian Belajar Dan Pembelajaran

Pengertian Belajar Dan Pembelajaran 
A. Pengertian Belajar
Dalam pengertian luas belajar dapat di artikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. 

Maka ada pengertian bahwa belajar adalah ” penambahan pengetahuan”. Devisi atau praktik banyak di anut sekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan/ menerimanya. Dalam perihal seperti ini guru hanya berperan sebagai :pengajar” berikut adalah pengertian belajar yang di definisikan oleh berbagai ahli sebagai berikut.

Slameto (1988:2) mengemukakan bahwa : ” belajar ialah suatu usaha proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dengan interaksi individu dengan lingkungannya.

Moeslichatoen (1989:1) mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai proses yang membuat terjadinya proses belajar dan perubahan itu sendiri di hasilkan dari usaha dalam proses belajar.

Menurut M. Dalyono (1997:49) bahwa ” belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya”.

Belajar menurut Sardiman AM( 1995:20)
Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.”

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa belajar harus diikuti dengan perubahan tingkah laku yang di dapat dari membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru. Belajar juga merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pemikiran maupun kecakapan. 

Perubahan tingkah laku tersebut di tunjukkan oleh peserta didik menjadi tahu, menjadi terampil, menjadi berbudi, dan mampu menjadi manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya sebelum bertindak dan mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu.

Jadi pengertian belajar menurut para ahli psikologi, khususnya ahli psikologi pendidikan, yaitu ciri-ciri perubahan prilaku berupa: 
  • Perubahan yang terjadi secara sadar. 
  • Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional 
  • Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif 
  • Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 
  • Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah 
  • Perubahan mencakup seluruh aspek prilaku 
Jadi kesimpulannya dapat dikemukakan bahwa semua perubahan yang terjadi karena tidak direncanakan tidak termasuk dalam pengertian belajar, dan di dalam belajar harus terencana.

Seperti telah di uraikan di atas bahwa belajar merupakan aktifitas diri dalam merubah pribadi sendiri, maka untuk itu manusia perlu menempuh jalan yang teratur dalam pelaksanaan belajar, atau sering disebut dengan cara belajar

Kebiasaan Belajar
Menurut pendapat Dalyono (1996:20) kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulus yang berulang-ulang sehingga menjadi prilaku yang menetap dan otomatis. 

Berbicara masalah kebiasaan belajar setiap manusia memiliki kebiasaan yang tidak sama, seperti seorang siswa yang memiliki kebiasaaan belajar acuh tak acuh, kebiasaan belajar dengan memanfaatkan media elektronik dan, kebiasaan belajar menjelang ujian saja dan lain-lain. Untuk memperoleh kebiasaan belajar yang baik siswa memiliki disiplin yang tinggi, pertama yang dilakukan siswa adalah merencanakan cara belajar yang baik.

Untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik siswa perlu melakukan persiapan belajar sebagai berikut :
1. menyusun rencana kegiatan belajar 
2. menentukan ruang belajar yang nyaman 
3. mengumpulkan alat dan bahan pelajaran yang di perlukan
4. membuat buku catatan pelajaran yang tepat dan rapi
5. menggunakan waktu belajar yang efektif
6. menyiapkan diri untuk belajar

Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar di artikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin di ajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia.

B.  Pengertian Pembelajaran
Proses pembelajaran sebagai elemen yang menjadi pusat perhatian dalam pendidikan, merupakan elemen penentu keberhasilan proses pendidikan. Tanpa ada timbal balik antara guru sebagai pendidik dan pengajar dengan peserta didik sebagai objek yang di didik dan diajar tidak akan mungkin akan terjadi proses pembelajaran di kelas atau di tempet belajar tertentu. Melalui proses pembelajaran yang interaktif antara guru dan peserta didik akan terjadi perubahan prilaku kepada peserta didik yang ditandai dengan gejala peserta didik menjadi tahu terhadap materi pelajaran yang di pelajarinya dari tidak tahu pada waktu sebelum mempelajari materi pelajaran tertentu.

Slameto (1988 : 68) menyatakan agar proses pembelajaran di kelas dapat maksimal dan optimal, maka hubungan antar guru dengan peserta didik dan hubungan peserta didik dengan sesama peserta didik yang lain harus timbal balik dan komunikatif satu dengan yang lainnya. Proses pembelajaran hanya dapat terjadi jika antara guru dengan siswa terjadi komunikasi dan interaksi timbal balik yang edukatif . jadi proses pembeljaran di kelas di pengaruhi oleh hubungan yang ada dalam proses pembelajaran itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga di pengaruhi oleh relasi siswa dengan gurunya.

Guru yang kurang komunikatif dan edukatif dalam berinteraksi dengan siswanya, akan menyebabkan proses pembelajaran di kelas berjalan tidak optimal dan maksimal. Selain itu, siswa akan menjauhkan diri dari guru sehingga siswa tersebut tidak dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, paras calon guru dan para guru yang telah mengajar harus menguasai pengetahuan tentang diktaktik dan metodik pembelajaran, misalnya menguasai dan menerapkan pengetahuan tentang : dinamika kegiatan dalam strategi belajar mengajar, interaksi dan motivasi belajar mengajar, dan berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar.

Situasi belajar juga merupakan elemen penting yang berkontribusi positif terhadap terciptanya proses poembelajaran. Situasi belajar menunjuk kepada lingkungan dimana proses pembelajaran itu terjadi. Ruang kelas, ruang perpustakaan, dan ruang laboratorium merupakan lingkungan belajar yang sangat mempengaruhi situasi belajar di tempat belajar tersebut. Dengan adanya lingkungan atau tempat yang menyenangkan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar peserta dalam belajar dan minat dan motivasi mengajar bagi guru.

Situasi belajar menunjukkan kepada suatu faktor atau kondisi yang mempengaruhi siswa atau proses pembelajaran. Guru merupakan satu faktor dalam situasi belajar di samping situasi udara, penerangan, komposisi tempat duduk dan sebagainya (Sardiman, 1988:7).

Sikap guru, semangat kelas, sikap masyarakat, dan suasana perasaan di sekolah juga merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas dan proses dan hasil pembelajaran.

Dan dalam proses pembelajaran di kelas guru sering mengadapi peserta didik yang mengalami gangguan perhatian sehingga peserta didik tersebut kurang dapat memusatkan perhatiannya dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Akibatnya peserta didik tersebut kurang dapat mengetahui dan memahami materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru dan memperoleh prestasi belajar rendah. Gejala gangguan perhatian faktor yang di alami peserta didik di kelas harus diketahui dan dipahami oleh guru sebagai pengajar dan pendidik di kelas untuk mencegah dan mengatasi kesulitan belajar yang di alami oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh guru dikelas dalam mencegah dan mengatasi masalah gangguan perhatian yang di alami oleh peserta didik di kelas ialah guru sebaiknya menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang menarik perhatian belajar agar peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran di kelas dengan baik dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

Jenis-Jenis Belajar
Belajar suatu aktivitas mencakup beberapa jenis belajar, yaitu : 
(1) Belajar bagian
(2) Belajar dengan wawasan
(3) Belajar deskriminatif
(4) Belajar secara global atau keseluruhan
(5) Belajar isidental
(6) Belajar instrumental
(7) Belajar intensional
(8) Belajar laten
(9) Belajar mental
(10) Belajar produktif
(11) Belajar secara verbal. 


Belajar bagian yaitu peserta didik membagi-bagi materi pelajaran kedalam bagian-bagian agar mudah di pelajari untuk memahami makna materi pelajaran secara keseluruhan. Belajar dengan wawasan menurut kohler ialah belajar yang berdasar pada teori wawasan yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses mereorganisasikan pola-pola prilaku yangterbentuk menjadi satu tingkah l;aku yang ada dalam hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan (Slameto, 1988:5).

Belajar deskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi rangsangan dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam berprilaku. Belajar secara global atau keseluruhan, yaitu individu mempelajari keseluruhan bahan pelajaran lalu di pelajari secara berulang untuk dikuasai. Belajar incidental adalah proses yang terjadi secara sewaktu-waktu tanpa ada petunjuk yang diberikan oleh guru sebelumnya (Slameto, 1988:7).

Belajar instrumental adalah proses belajar yang terjadi karena adanya hukuman dan hadiah dari guru sebagai alat untuk menyukseskan aktivitas belajar peserta didik. Belajar intensional ialah belajar yang memiliki arah, tujuan, dan petunjuk yang di jelaskan oleh guru. Belajar laten yaitu belajar yang di tandai dengan perubahan-perubahan prilaku yang terlihat tidak terjadi dengan segera. Belajar mental ialah perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi pada individu tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif dari bahan yang dipelajari. Belajar produktif yaitu belajar dengan mengtransfer maksimum (Birguis, dalam Slameto, 1988:8). Dan belajar verbal adalah belajar dengan materi verbal dengan melalui proses latihan dan proses ingatan.

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Belajar
Belajar sebagai suatu aktifitas mental atau psikis dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut menurut Slameto (1988:56) dan Suryabrata (1986) dibagi atas dua factor utama, yaitu factor yang bersumber dari dalam diri peserta didik dan factor yang bersumber dari luar peserta didik. Factor yang bersumber dari dalam diri sendiri disebut factor intern dan factor yang bersumber dari luar individu disebut factor ekstern. Yang termasuk dalam factor intern misalnya factor jasmaniah, factor kelelahan, dan factor psikologis. Yang termasuk ke dalam factor jasmaniah, misalnya factor kesehatan dan cacat tubuh. Sedangkan yang termasuk factor psikologis, misalnya factor inteligensi, minat, perhatian, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. (Slameto:56-62)

Factor kesehatan sebagai factor internal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dimaksudkan, yaitu bahwa peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan akan tidak dapat belajar dengan maksimaldan optimal.sebagai contoh , peserta didik yang sedan menjalani ujian dalam kondisi tidak sehat akan berbeda kondisi belajarnya dan hasil belajarnya dengan peserta didik yang menjalani ujian dalam kondisi kesehatan yang prima. Oleh karena itu, peserta didik sangat diharapkan untuk selalu menjaga kesehatan agar tetap sehat.

Faktor psikologis, misalnya faktor minat, perhatian, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan peserta didik sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peserta didik di sekolah. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor psikologis berupa minat, perhatian,bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan peserta didik serta berbagai faktor psikologis lainnya berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kualitas dan proses hasil belajar siswa di sekolah, yang akhirnya berpengaruh pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Faktor internal lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peserta didik ialah faktor kelelahan. Peserta didik yang mengalami kelelahan Karena telah melakukan pekerjaan berat yang melibatkan kegiatan fisik, akan kurang dapat memusatkan perhatian dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Peserta didik cenderung menunjukkan gejala mengantuk, tidak tenang atau gelisah dan susah memusatkan perhatiannya kepada aktivitas belajar yang dilakukan oleh gurubersama teman kelas lainnya. Oleh karena itu, para guru harus memperhatikan gejala prilaku belajar peserta didik yang di akibatkan oleh faktor kelelahan.

Selanjutnya, yang termasuk faktor-faktor ekstern yang bersumber dari luar diri peserta didik yang berpengaruh dalam proses pembelajaran di kelas , ialah faktor keluarga, sekolah dan masyarakat yang mendukung aktivitas belajar anak akan cenderung memiliki prestasi belajar yang baik jika di bandingkan dengan peserta didik yang hidup lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang tidak mendukung aktivitas belajar anak.

Di lingkungan keluarga, peran orang tua (ibu dan bapak) dan anggota keluarga seisi rumah sangat menentukan bagi kesuksesan belajar anak dirumah. Di lingkungan sekolah, peranan kepala sekolah, guru, wali kelas, konselor, staf administrasi, dan teman sekelas juga berpengaruh dalam membantu kesuksesan belajar anak di sekolah. Selain itu, fasilitas belajar, media poembelajaran, perpustakaan , laboratorium, dan infrastruktur lainnya di sekolah yang lengkap dan berkualitas akan berkontribusi terhadap kesuksesan belajar peserta didik di sekolah. Di lingkungan masyarakat, peranan tokoh masyarakat, pemerintah, dan ketersediaan sumber belajar di masyarakat juga berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah.

Untuk menunjang keberhasilan anak dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, maka pihak sekolah perlu melakukan kerjasama yang baik dengan lingkungan keluarga dan masyarakat. Sekolah tidak akan sukses melakukan visi dan misi pendidikan tanpa dukungan dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dan berkepentingan dengan pihak sekolah. Oleh karena itu, pihak hubungan masyarakat sekolah harus aktif dalam menjalin kerjasama dalam berbagai pihak untuk kemajuan pendidikan di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar